Senin, 08 April 2013

Modals,Countable Noun and Uncountable Noun


Nama              : Nugroho Tri Atmojo
Kelas               : 4EA16
NPM               : 15209990
Tugas              : Modals, Countable Noun and Uncountable Noun  
Dosen              : R OEGIH SUGESTI
Matkul            : Bahasa Inggris Bisnis 2 #

MODALS
Modals adalah suatu kata bantu dalam bahasa Inggris yang menggambarkan ekspresi perasaan orang terhadap suatu hal. Modals juga bisa menggambarkan suatu Advisable(saran), Permissible(perizinan), Possible(kemungkinan), Necessary(keharusan), dan lain-lain.Semua auxiliary verbs “kecuali be, do dan have” disebut modals. Tidak seperti auxiliary verbs lainnya, modals juga berfungsi sebagai kata kerja Bantu dan tidak dapat berdiri sendiri. Perhatikan  contoh-contoh Modals di bawah ini dan kalimat yang diberikan.

    • Can
              (+) You can speak japanese
               (-) You can’t speak japanese
               (?) Can he speak japanese ?
    • May
             (+) China may become a major economic power
              (-) China may not become a major economic power
              (?) May china become a major economic power ?
    • Must
              (+) They must disrupt the work more than necessary
               (-) They mustn’t disrupt the work more than necessary
               (?) Must they disrupt the work than necessary ?
    • Might
              (+) Mrs. Megawati might join the next president election
               (-) Mrs. Megawati mightn’t join the next president election
               (?) Might Mrs. Megawati join the next president election ? 
    • Should
             (+) We should sort out this problem at once
              (-) We should not sort out this problem at once
              (?) Should we sort out this problem at once ?
    • Could
              (+) We could try to fix it ourselves
               (-) I think we could not have another Gulf War
               (?) Could you say it again more slowly ?
    • Ought to
              (+) They ought to employ a professional writer
              (-) They don’t ought to employ a professional writer
              (?) Do they ought to employ a professional writter ?
    • Had Better
              (+) You had better take care of that cut on your hand soon
               (-) You hadn’t better take care of that cut on your hand soon
               (?) Had you better take care of that cut on your hand soon ?
    • Would
              (+) She would drinking orange juice in restaurant
              (-) She wouldn't drinking orange juice in restaurant
              (?) Would she drinking orange juice in restaurant ?
    • Have to
              (+) I have to go home now.
               (-) I haven’t to go home now
               (?) Have you to go home now ?
    • Have got to
              (+) I have got to go Bali right now
               (-) I haven’t got to go Bali right now
               (?) Have you got to go Bali right now ?
    • Prefer
              (+) Andy prefers doing his hobby to watching TV everyday
              (-) Andy prefers not doing his hobby to watching TV everyday
              (?) Does andy prefer doing his hobby to watching TV everyday ?
    • Like Better
              (+) He likes basketball better than football.
              (-) He doesn’t like basketball better than football
              (?) Does he like basketball better than football ?
    • Would Rather
         (+).Students would rather study English than mathematics
          (-) Students wouldn’t rather study English than mathematics
          (?) would students rather study English or mathematics?

Countable Noun
Adalah kata benda yang dapat dihitung, yang menunjukan kuantitas atau  jumlah. Contohnya kata benda “pen” dapat dihitung “one, two,” atau “three pens”. Contoh kata benda yang dapat dihitung : cat, dog, man, baby, person, animal, bottle, box, coin, cup, plate, table, chair, bag, glass, house, book, etc.
Contoh Kalimatnya :

1)      We could see a ship in the distance.
2)      I have two animal,dog and cat.
3)      I’ve got a few dollars.
4)      They have many books in the class.
5)      Fewer bird came this year.
6)      You have two tables and  three chairs.
7)      We are building two house.
8)      She will buy two glass and three bottle in market.
9)      I’ve got a problem with the car.
10)  I’ve got some coin.

Uncountable Nouns 
disebut juga mass nouns.,adalah kebalikan dari “countable nouns”, yaitu kata benda yang tidak dapat dihitung. Contoh kata benda yang tidak dapat dihitung : sand, air, rice, sugar, cheese, tea, coffee, advice, assistance, fun, money, music, art, love, etc.
Contoh Kalimatnya :

1)      You  have some water.
2)      We sit on the grass.
3)      I love music
4)       I haven’t got  much  rice
5)      I’ve got a little money.
6)      Doctors recommend eating  less salt.
7)      I need a lot of margarine to cook
8)      This rice is free from herbicide
9)      There is only little water left in his thermos.
10)   mother has a great deal of time to listen her children’s problems.





Sabtu, 19 Januari 2013

Tugas 2 : Kasus Bisnis yang kurang beretika


Nama              : Nugroho Tri Atmojo
Kelas               : 4EA16
NPM               : 15209990
Tugas 2           : Kasus Bisnis yang kurang beretika
Dosen              : Sri Murtiasih
Matkul            : Etika Bisnis #

Kasus Bisnis yang Kurang Beretika

Ini merupakan beberapa contoh kasus bisnis yang kurang beretika, diharapkan dari beberapa contoh kasus ini dapat menjadi pelajaran agar kasus-kasus seperti ini tidak terulang lagi.
Yogyakarta
Rabu, 19 Desember 2007 Bisnis
Praktik Tak Beretika Semakin Mengkhawatirkan
Yogyakarta, Kompas - Praktik bisnis tak beretika di Yogyakarta semakin mengkhawatirkan, terutama di bidang pendidikan, keuangan, dan bisnis properti. Tiap pengusaha diharapkan bisa secara sadar melaksanakan bisnis beretika, sedangkan masyarakat serta pemerintah harus terus mengawal.
"Catatan akhir tahun untuk bidang pendidikan, keuangan, dan bisnis properti sangat buruk. Kami juga terus menyoroti bisnis tak beretika di bidang perdagangan dan kesehatan," ujar Ketua Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DIY Budi Wahyuni, Selasa (18/12).
Di bidang pendidikan, masih terjadi praktik pendidikan tak beretika, seperti jual beli ijazah dan gelar. Beberapa lembaga pendidikan juga menawarkan iming-iming lulus langsung kerja tanpa kejelasan sistem perkuliahan. "Cenderung semakin kreatif untuk tidak beretika, padahal di tengah kota pendidikan," ujarnya.
Pengaduan pelanggaran prinsip bisnis beretika di bidang properti juga terus mengalir, antara lain menyangkut perizinan dan kualitas konstruksi. Penipuan berkedok investasi banyak dijumpai.
Saat ini LOS sedang memproses praktik bisnis tidak beretika pada outsourcing penyedia satpam. Beberapa pengaduan yang masuk ke LOS menyebutkan, para satpam diperkirakan tak memperoleh pelatihan dan pendidikan standar satpam. Padahal, mereka dikenai biaya pelatihan yang biasanya dilimpahkan ke lembaga kepolisian.
Ketika berlatih di Kepolisian Kota Besar Yogyakarta, misalnya, para satpam hanya diajari tentang baris-berbaris selama dua hari. Seusai pelatihan, mereka juga tak memperoleh sertifikat. "Sehingga terjadi kebingungan apakah sudah dianggap selesai mengikuti pelatihan satpam ketika keluar dari outsourcing," ungkap Budi.
Meski upah minimum provinsi dipenuhi, satpam juga mengeluh tidak adanya uang lembur ketika bekerja pada hari libur. Bisnis tak beretika di kalangan outsourcing satpam terjadi di banyak tempat dan menimpa lebih dari 600 satpam.
Berdasarkan pengaduan yang masuk, LOS akan mengundang pihak- pihak terkait untuk memberikan keterangan. Penelusuran tentang kejelasan masalah juga akan terus dilakukan. "Tak beretika karena tidak ada transparansi," tutur Budi. (WKM)

Sumber:
http://202.146.5.33/kompas-cetak/0712/19/jogja/1046044.htm
4 oktober 2009 04:38 pm

Pelanggaran Peredaran Produk Impor

Juli 2012 Kementerian Perdagangan telah menemukan 421 kasus pelanggaran peredaran barang. Sebanyak 67 persen di antaranya berupa produk impor. Untuk menekan peredaran produk tak layak, tahun ini pemerintah mempercepat penerapan standarisasi nasional Indonesia untuk sejumlah produk.
Dari total kasus tersebut, sebanyak 8 kasus sudah masuk ke pengadilan, dan 5 kasus masih proses melengkapi berkas. Sisanya berupa kasus pelanggaran ringan sehingga tidak perlu sampai ke pengadilan. "Sebagian besar berupa produk elektronik dan alat rumah tangga," papar Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak, Rabu(10/10/2012).
Dia mengataan, jumlah kasus pelanggaran tahun ini lebih banyak. Tahun 2011 jumlahnya berkisar 102, sementara periode Januari-Juli tercatat 319 kasus. "Kami berkomitmen untuk terus mengintensifkan pengawasan, namun masih terkendala pada minimnya personel penyidik PNS. Kebutuhan PPNS tiap kabupaten minimal 3 orang, sehingga total kebutuhannya 1.590 orang. Namun personel yang tersedia baru 920 orang, dan 128 orang di antaranya terkena mutasi," katanya.
SUMBER :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/10/10/08545844/Produk.Impor.Dominasi.Kasus.Pelanggaran.Peredaran.Barang

Tulisan Bebas ke 10 : Kunjungan PM Shinzo Abe ke Indonesia


Nama                          : Nugroho Tri Atmojo
Kelas                           : 4EA16
NPM                           : 15209990
Tulisan Bebas ke 10 : Kunjungan PM Shinzo Abe ke Indonesia
Dosen                          : Sri Murtiasih
Matkul                        : Etika Bisnis #

Indonesia-Jepang

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Jumat(18/1), tiba di Jakarta. Indonesia menjadi satu dari tiga negara Asia Tenggara yang dikunjungi. Hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang dibuka 20 Januari 1985 oleh PM Kishi Nobusuke (1957-1960),yang adalah kakek dari PM Shinzo Abe. Dan kunjungan PM Abe ke Jakarta ini bertepatan dengan tahun ke-55 hubungan Indonesia dan Jepang.”Melalui kunjungan ke Indonesia kali ini, saya ingin lebih memperkokoh kemitraan strategis kedua negara kita,”kata PM abe.

Minat para investor Jepang kepada Indonesia meningkat pesat. Tingkat penanaman modal Jepang ke negara ini,ssampai semester ke-3 tahun lalu(September- Desember 2012),mencapain 1,8 miliar dollar AS, dan angka ini melampaui total investasi ditahun sebelumnya. Investasi Jepang di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, termasuk di dalamnya peningkatan infrastruktur, terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Namun, kita juga tidak boleh melupakan bahwa hubungan antara Indonesia dan Jepang juga pernah bermasalah lewat peristiwa yang kita kenal dengan nama Malari,atau Malapetaka Lima Belas Januari,tahun 1974. Pada tanggal 15 Januari 1974,PM Jepang Kakuei Tanaka yang berada di Jakarta untuk kunjungan selama tiga hari (14-17 Januari 1974) didemo mahasiswa karena menganggap Jepang hanya memanfaatkan Indonesia sebagai tempat untuk menjual produk-produknya.

Demo kemudian menjadi kerusuhan yang tidak terkendali. Ada banyak teori mengenai mengapa demo itu sampai berkembang menjadi malapetaka. Namun,kali ini kita tidak mempersoalkan hal itu, yang kita persoalkan adalah latar belakang terjadinya demo itu. Saat itu,mahasiswa menentang karena ada anggapan dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jepang, Jepnaglah yang menangguk keuntungan paling besar.
Seusai Malari, hubungan antara Indonesia dan Jepang membaik karena baik Indonesia maupun Jepang sepenuhnya menyadari bahwa hubungan ekonomi di antara kedua negara harus saling menguntungkan. Melalui kunjungan PM Shinzo Abe ke Indonesia ini hubungan ekonomi diantarakedua negara akan semakin meningkat, dan membawa kebaikan baik Indonesia maupun bagi Jepang.

Sumber : Kompas.com

Tulisan Bebas ke 9 : Ekonomi China Melaju


Nama                          : Nugroho Tri Atmojo
Kelas                           : 4EA16
NPM                           : 15209990
Tulisan Bebas ke 9    : Ekonomi China Melaju
Dosen                          : Sri Murtiasih
Matkul                        : Etika Bisnis #

Pertumbuhan Ekonomi China Melaju

Pertumbuhan ekonomi China bertumbuh 7,9 persen pada kuartal keempat tahun 2012. Ini membaik dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 7,4 persen. Sepanjang tahun 2012 perekonomian China bertumbuh 7,8 persen, pertumbuhan terendah dalam 13 tahun terakhir atau sejak 1999. Demikian pengumuman Biro Statistik Nasional China, di Beijjing, Jumat(18/1).
Walaupun merupakan angka pertumbuhan terendah, pertumbuhan ekonomi china tetap terbilang tinggi pada 2012. Angka ini sangat jauh di atas pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Jepang yang sama-sama mencatat pertumbuhan 2 persen atau zona euro yang mengalami kontraksi 0,4 persen pada tahun yang sama.
Produk Domestik Bruto (PDB) China pada 2012 senilai 51,93 triliun yuan (8,28 triliun dollar AS atau sekitar Rp 80.727,62 triliun).”Ini pertanda pemulihan China berjalan baik,”kata Zhu Haibin, ekonomi JPMorgan Chase & Co di Hongkong. Sebelumnya, sempat diperkirakan, PDB China akan terpukul akibat kelesuan ekspor ke pasar AS, Eropa, dan Jepang. Ekspor memang turun, tetapi pemerintahan mengeluarkan stimulus ekonomi dengan mendorong pembangunan proyek infrastruktur. Hal ini juga berhasil mendorong pembelanjaan konsumen dan pengeluaran perusahaan.
“Stimulus pemerintah tahun lalu berhasil menstabilkan pertumbuhan dan menjadi fondasi kuat bagi laku ekonomi pada 2013,” kata Dariusz Kowalczyk, bankir dari Credit Angricole CIB. Secara politik kinerja ekonomi ini merupakan kondisi vital di tengah pergantian tampuk kepemimpinan di China pada maret mendatang, ketika Xi Jinping mengambil alih posisi Presiden Hu Jintao.
Namun,China tidak akan pernah bisa kembali ke pola pertumbuhan tinggi,seperti dekade 1990-an dan 2000-an. Rajiv Biswas, dari IHS Global insight,mengatakan, era keemasan pertumbuhan ekonomi tampaknya berakhir seiring penekanan pada kualitas pertumbuhan ekonomi. Biswas mengatakan, pertumbuhan ekonomi China akan berkisar 7-8 persen pada beberapa tahun mendatang. Posisi transisi ini sesuai program pembangunan pemerintah, yang tidak lagi semata-mata mengandalkan kekuatan ekspor dan tenaga buruh berupah murah.
Pertumbuhan sebesar itu sudah menolong ekonomi global sepanjang 2013. Ada juga indikasi pemulihan pertumbuhan di AS, dorongan stimulus Pemerintah Jepang 116 miliar dollar AS untuk perekonomian, dan tanda keadaan terburuk tampak berakhir di 17 negara anggota zona euro.

Sumber : Kompas.com