Nama : Nugroho Tri Atmojo
Kelas : 4EA16
NPM : 15209990
Tugas 1 : Pengertian Bisnis, etika bisnis dan
indikator etika bisnis
Dosen : Sri Murtiasih
Pengertian
dan Fungsi Bisnis
·
Bisnis dalam arti luas
adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang
memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari
·
Bisnis sebagai suatu
sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat
(bussiness is then simply a system that produces goods and service to satisfy
the needs of our society) [Huat, T Chwee,1990]
·
Bisnis merupakan suatu
organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan [Griffin & Ebert]
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
Bisnis
adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi)
yang menciptakan nilai (create value) melalui penciptaan barang dan jasa (create
of good and service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh
keuntungan melalui transaksi
Aspek-aspek bisnis :
Aspek-aspek bisnis :
1. Kegiatan
individu dan kelompok
2. Penciptaan
nilai
3. Penciptaan
barang dan jasa
4. Keuntungan
melalui transaksi
Fungsi bisnis dilihat
dari kepentingan mikro ekonomi dan makro ekonomi
1.Fungsi Mikro Bisnis
Kontribusi terhadap pihak yang berperan langsung :
·
Pekerja / Karyawan
Pekerja menginginkan gaji yang layak dari hasil kerjanya
sementara manajer menginginkan kinerja yang tinggi yang ditunjukkan besarnya
omzet penjualan dan laba
·
Dewan Komisaris
Memantau kegiatan dan mengawasi manajemen, memastikan
kegiatan akan berjalan mencapai tujuan
·
Pemegang Saham
Pemegang saham memiliki kepentingan dan tanggung jawab
tertentu terhadap perusahaan
2.
Fungsi Makro Bisnis
Kontribusi terhadap pihak yang terlibat secara tidak
langsung:
·
Masyarakat sekitar
perusahaan
Memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar sebagai
bentuk tanggung jawab perusahaan
·
Bangsa dan Negara
Tanggung jawab kepada bangsa dan negara yang diwujudkan
dalam bentuk kewajiban membayar pajak
Elemen dan Sistem
Bisnis
·
Modal (capital)
Sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan
kegiatan bisnis
·
Bahan-bahan (materials)
Merupakan faktor produksi yang diperlukan dalam melaksanakan
aktifitas bisnis untuk diolah menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat
·
Sumber Daya Manusia
(SDM)
Kualifikasi SDM :
Memiliki
kemampuan kompetitif dan berkualitas tinggi
·
Ketrampilan Manajemen
(Management Skill)
Sistem manajemen yang dijalankan berdasarkan prosedur
dan tata kerja manajemen
Karakteristik Sistem
Bisnis :
·
Kompleksitas &
keanekaragaman
·
Saling ketergantungan
·
Perubahan dan inovasi
Bentuk
dasar kepemilikan bisnis :
Perusahaan
perseorangan, persekutuan, perseroan, koperasi
Jenis – Jenis
Kegiatan Bisnis
kegiatan bisnis dikelompokkan menjadi
tiga macam yaitu : produksi, distribusi dan konsumsi.
Produksi
Produksi adalah segala kegiatan yang menambah nilai guna
suatu barang untuk kebutuhan manusia. Produksi di kategorikan menjadi tiga
macam yaitu : produksi primer, sekunder dan tersier.
Distribusi
Yang dimaksud dengan distribusi adalah suatu aktivitas memindahkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Distribusi mencakup semua kegiatan pemindahan barang, baik itu yang dari pemasok ke perusahaan, atau pemindahan barang yang ada di bagian penyimpanan barang, pengepakan, sampai ke pemakai akhir. Sistem distribusi ada dua macam yaitu distribusi langsung dan tidak langsung. Distribusi langsung sangatlah efektif dan efisien. Misalnya Para petani menjual barangnya ke ibu rumah tangga. Tapi zaman sekarang ini banyak yang menggunakan distribusi yang tidak langsung. Misalnya perusahaan mendistribusikan barangnya melalui pedagang – pedagang besar dan pengecer untuk di salurkan ke konsumen. DIstribusi berguna untuk memperluas jaringan pasar dan mempermudah konsumen pada saat membutuhkan barang.
Yang dimaksud dengan distribusi adalah suatu aktivitas memindahkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Distribusi mencakup semua kegiatan pemindahan barang, baik itu yang dari pemasok ke perusahaan, atau pemindahan barang yang ada di bagian penyimpanan barang, pengepakan, sampai ke pemakai akhir. Sistem distribusi ada dua macam yaitu distribusi langsung dan tidak langsung. Distribusi langsung sangatlah efektif dan efisien. Misalnya Para petani menjual barangnya ke ibu rumah tangga. Tapi zaman sekarang ini banyak yang menggunakan distribusi yang tidak langsung. Misalnya perusahaan mendistribusikan barangnya melalui pedagang – pedagang besar dan pengecer untuk di salurkan ke konsumen. DIstribusi berguna untuk memperluas jaringan pasar dan mempermudah konsumen pada saat membutuhkan barang.
Konsumsi
Tuntutan yang harus di hadapai perusahaan yaitu harus selalu menjaga banyaknya permintaan pasar terhadap barang dan jasa yang dihasilkannya. Untuk itu banyak sekali tindakan – tindakan yang dilakukan perusahaan misalnya menjaga kwalitas produk, mengadakan inovasi atau perubahan, mengadan promosi dan lain. Selain itu perusahaan harus tahu faktor – faktor apa saja yang bisa meningkatkan konsumsi masyarakat. Misalnya tergantung faktor umur. Barang apa saja yang disukai anak – anak, remaja dan orang dewasa.Biasanya anak – anak ditawarkan dengan pakain dan mainan. Remaja seusia sekolah membutuhkan peralatan sekolah, buku, peralatan olah raga. Orang dewasa membutuhkan fasilitas kesehatan.
Tuntutan yang harus di hadapai perusahaan yaitu harus selalu menjaga banyaknya permintaan pasar terhadap barang dan jasa yang dihasilkannya. Untuk itu banyak sekali tindakan – tindakan yang dilakukan perusahaan misalnya menjaga kwalitas produk, mengadakan inovasi atau perubahan, mengadan promosi dan lain. Selain itu perusahaan harus tahu faktor – faktor apa saja yang bisa meningkatkan konsumsi masyarakat. Misalnya tergantung faktor umur. Barang apa saja yang disukai anak – anak, remaja dan orang dewasa.Biasanya anak – anak ditawarkan dengan pakain dan mainan. Remaja seusia sekolah membutuhkan peralatan sekolah, buku, peralatan olah raga. Orang dewasa membutuhkan fasilitas kesehatan.
Pengertian Etika Bisnis
Pengertian Etika Bisnis Etika bisnis
merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan
bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan
masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan
diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Beberapa hal yang mendasari perlunya
etika dalam kegiatan bisnis:
- Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
- Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat.
- Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya. Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi, serta optimis salah satu kendala dalam menghadapi tahun 2020 dapat diatasi. Masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu: Suap (Bribery), Paksaan (Coercion), Penipuan (Deception), Pencurian (Theft), Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination), yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Suap (Bribery)
adalah tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima atau
meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang
pejabat dalam melaksanakan kewajiban publik. Suap dimaksudkan untuk
memanipulasi seseorang dengan membeli pengaruh. 'Pembelian' itu dapat dilakukan
baik dengan membayarkan sejumlah uang atau barang, maupun pembayaran kembali'
setelah transaksi terlaksana. Suap kadangkala tidak mudah dikenali. Pemberian
cash atau penggunaan callgirls dapat dengan mudah dimasukkan sebagai cara suap,
tetapi pemberian hadiah (gift) tidak selalu dapat disebut sebagai suap,
tergantung dari maksud dan respons yang diharapkan oleh pemberi hadiah.
- Paksaan (Coercion)
adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan
menggunakan jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman untuk
mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industri terhadap
seorang individu.
- Penipuan (Deception)
adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja
dengan mengucapkan atau melakukan kebohongan.
4. Pencurian (Theft)
adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak
kita atau mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya.
Properti tersebut dapat berupa property fisik atau konseptual.
Pentingnya etika bisnis tersebut
berlaku untuk kedua perspektif, baik lingkup makro maupun mikro, yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
1.Perspektif Makro.
Pertumbuhan suatu negara tergantung
pada market system yang berperan lebih efektif dan efisien daripada command
system dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan
market system untuk dapat efektif, yaitu:
a. Hak memiliki dan mengelola
properti swasta;
b. Kebebasan memilih dalam
perdagangan barang dan jasa; dan
c. Ketersediaan informasi yang
akurat berkaitan dengan barang dan jasa Jika salah satu subsistem dalam market system melakukan perilaku
yang tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan
menghambat pertumbuhan sistem secara makro.
Pengaruh dari perilaku tidak etik pada
perspektif bisnis makro :
a. Penyogokan atau suap. Hal ini
akan mengakibatkan berkurangnya kebebasan memilih dengan cara mempengaruhi
pengambil keputusan.
b. Coercive act. Mengurangi
kompetisi yang efektif antara pelaku bisnis dengan ancaman atau memaksa untuk
tidak berhubungan dengan pihak lain dalam bisnis.
c. Deceptive information
d. Pecurian dan penggelapan
e. Unfair discrimination.
2. Perspektif Bisnis Mikro.
Dalam Iingkup ini perilaku etik
identik dengan kepercayaan atau trust. Dimensi etik merupakan dasar kajian
dalam pengambilan keputusan. Etika bisnis cenderung berfokus pada etika terapan
daripada etika normatif.
Dua prinsip yang dapat digunakan
sebagai acuan dimensi etik dalam pengambilan keputusan, yaitu:
1. Prinsip konsekuensi (Principle of
Consequentialist) adalah konsep etika yang berfokus pada konsekuensi
pengambilan keputusan. Artinya keputusan dinilai etik atau tidak berdasarkan
konsekuensi (dampak) keputusan tersebut
2. Prinsip tidak konsekuensi
(Principle of Nonconsequentialist) adalah terdiri dari rangkaian peraturan yang
digunakan sebagai petunjuk/panduan pengambilan keputusan etik dan berdasarkan
alasan bukan akibat, antara lain:
a. Prinsip Hak, yaitu menjamin hak
asasi manusia yang berhubungan dengan kewajiban untuk tidak saling melanggar
hak orang lain
b. Prinsip Keadilan, yaitu keadilan
yang biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran,dan kesamaan.
INDIKATOR ETIKA BISNIS
Kehidupan
bisnis modern menurut banyak pengamat cenderung mementingkan keberhasilan
material. Menempatkan material pada urutan prioritas utama, dapat mendorong
para pelaku bisnis dan masyarakat umum melirik dan menggunakan paradigma
dangkal tentang makna dunia bisnis itu sendiri. Sesungguhnya dunia binis tidak
sesadis yang dibayangkan orang dan material bukanlah harga mati yang harus
diupayakan dengan cara apa yang dan bagaimanapun. Dengan paradigma sempit dapat
berkonotasi bahwa bisnis hanya dipandang sebagai sarana meraih pendapatan dan
keuntungan uang semata, dengan mengabaikan kepentingan lainnya. Organisasi
bisnis dan perusahaan dipandang hanya sekedar mesin dan sarana untuk
memaksimalkan keuntungannya dan dengan demikian bisnis semata-mata berperan
sebagai jalan untuk menumpuk kekayaan dan bisnis telah menjadi jati diri lebih
dari mesin pengganda modal atau kapitalis.
Dari
sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang baru, bahkan secara moral
keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima. Alasannya adalah sebagai
berikut:
1.
Secara moral keuntungan memungkinkan organisasi/perusahaan untuk bertahan dalam
kegiatan bisnisnya.
2.
Tanpa memperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang bersedia menanamkan
modalnya, dan karena itu berarti tidak akan terjadi aktivitas yang produktif
dalam memacu pertumbuhan ekonomi.
3.
Keuntungan tidak hanya memungkinkan perusahaan bertahan melainkan dapat
menghidupi karyawannya ke arah tingkat hidup yang lebih baik. Keuntungan dapat
dipergunakan sebagai pengembangan perusahaan sehingga hal ini akan membuka
lapangan kerja baru.
Implementasi
etika dalam penyelenggaraan bisnis mengikat setiap personal menurut bidang
tugas yang diembannya. Dengak kata lain mengikat manajer, pimpinan unit kerja
dan kelembagaan perusahaan. Semua anggota organisasi/perusahaan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi harus menjabarkan dan melaksanakan etika bisnis secara
konsekuen dan penuh tanggung jawab. Dalam pandangan sempit perusahaan dianggap
sudah dianggap melaksanakan etika bisnis bilamana perusahaan yang bersangkutan
telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Dari berbagai pandangan etika
bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk menyatakan bahwa seseorang
atau perusahaan telah mengimplementasikan etika bisnis antara lain adalah:
1. Indikator Etika Bisnis menurut ekonomi adalah apabila
perusahaan atau pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan
sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan
masyarakat lain.
2. Indikator Etika Bisnis menurut peraturan khusus yang
berlaku. Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika
dalam bisnisnya apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan
khusus yang telah disepakati sebelumnya.
3. Indikator Etika Bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator
hukum seseorang atau suatu perusahaan
dikatakan telah melaksanakan etika bisnis apabila seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan
telah mematuhi segala norma hukum yang berlaku dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya.
4. Indikator Etika Bisnis berdasarkan ajaran agama. Pelaku
bisnis dianggap beretika bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa
merujuk kepada nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya.
5. Indikator Etika Bisnis berdasarkan nilai budaya. Setiap
pelaku bisnis baik secara individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan
bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada
disekitar operasi suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
6. Indikator Etika Bisnis menurut masing-masing individu adalah
apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan
integritas pribadinya.
Sumber :
http://melvino84.blogspot.com/2011/10/indikator-etika-bisnis_14.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar