Nama : Nugroho Tri Atmojo
Kelas : 3EA16
NPM : 15209990
MATKUL : B.INDONESIA 2
Tulisan 2
Perkembangan Pendidikan
diIndonesia dan Mobil buatan SMK
Ilmu
pengetahuan dan pendidikan merupakan aset utama sebuah peradaban suatu bangsa.
Itu menjadi modal dasar untuk kita bersaing meningkatkan taraf hidup, karena
dua hal tersebut adalah parameter fundamental yang menentukan tingkat
kecerdasan suatu bangsa, kemajuan suatu peradaban dan kedudukan sosial suatu
masyarakat.
Permasalahan
yang paling meradang dalam perkembangan pendidikan adalah mengenai kesenjangan
pendidikan di berbagai daerah atau regional. Di satu sisi, tampak kemapanan dan
taraf pendidikan yang layak dengan fasilitas yang memadai kita lihat di
beberapa kota besar. Namun di sisi lain, realita yang menyedihkan terpampang
jelas di daerah pedalaman yang miskin jauh dari akses modernisasi dan standar
hidup yang layak.
Dalam
menganalisis permasalahan yang ada serta menentukan strategi pendidikan dalam
menyelesaikannya. Ada baiknya kita menengok evolusi perkembangan strategi
pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun sejak pertama kali negara ini
mempunyai otoritas penuh menentukan strategi pendidikan untuk warga negaranya.
Dalam perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia, setidaknya sudah ada beberapa
kali pergantian strategi dan penerapan sistem pembelajaran.Sekarang luasnya
ilmu yang diperoleh siwa/I sudah bisa membuat
mobil SMK, kini para siswa SMK dari berbagai daerah termasuk luar Jawa
mulai menunjukkan karyanya juga berupa mobil hasil rakitan mereka.
Sebut
saja Mobil Moko karya putra-putra SMK dari Sulawesi Selatan. Lalu ada pula
mobil dari Banten. Dari fenomena ini, tampak jelas bahwa potensi anak bangsa
ini sebenarnya memang tinggi dan patut diarahkan. Kini, tantangannya ada di
pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan
yang seharusnya jeli memberikan kesempatan pada mobil-mobil karya anak-anak itu
untuk bisa diproduksi massal secara profit oriented.
Sebab,
ketika pemberitaan mobil hasil karya anak bangsa digunakan sebagai mobil dinas
wali kota Solo, tiba-tiba saja Esemka bukan lagi sebagai mobil sebagai alat
mobilitas. Banyak kalangan mencibir bahwa penggunaan mobil itu dimanfaatkan
sebagai bahan komunikasi politik dengan harapan muncul pencitraan tentang sosok
Jokowi yang apresiatif serta mendukung karya anak bangsa.
Namun, ada
(lebih) banyak pihak yang bangga dan bahkan mengharapkan peran lebih jauh dari
pemerintah menjembatani produk anak-anak ini.
Pertimbangan-pertimbangan
rasional-teknis seperti aspek uji kelayakan, sertifikasi produk berada di
belakang pertimbangan-pertimbangan pesan simbolik. Seperti apresiasi terhadap
kreativitas, nasionalisme, dan kebanggaan pada karya anak bangsa. Semua itu
perlu dicarikan solusinya. Jadi, persoalannya terletak pada kemauan pemerintah
untuk memfasilitasi produksi massalnya. Apalagi, kita belum memiliki mobil
nasional sebagai ciri khas bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar