Rabu, 07 Maret 2012

Opini tentang Perkembangan Pendidikan


Nama : Nugroho Tri Atmojo
Kelas : 3EA16
NPM : 15209990
MATKUL : B.INDONESIA 2
Tulisan 2
Perkembangan Pendidikan diIndonesia dan Mobil buatan SMK
Ilmu pengetahuan dan pendidikan merupakan aset utama sebuah peradaban suatu bangsa. Itu menjadi modal dasar untuk kita bersaing meningkatkan taraf hidup, karena dua hal tersebut adalah parameter fundamental yang menentukan tingkat kecerdasan suatu bangsa, kemajuan suatu peradaban dan kedudukan sosial suatu masyarakat.
Permasalahan yang paling meradang dalam perkembangan pendidikan adalah mengenai kesenjangan pendidikan di berbagai daerah atau regional. Di satu sisi, tampak kemapanan dan taraf pendidikan yang layak dengan fasilitas yang memadai kita lihat di beberapa kota besar. Namun di sisi lain, realita yang menyedihkan terpampang jelas di daerah pedalaman yang miskin jauh dari akses modernisasi dan standar hidup yang layak.
Dalam menganalisis permasalahan yang ada serta menentukan strategi pendidikan dalam menyelesaikannya. Ada baiknya kita menengok evolusi perkembangan strategi pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun sejak pertama kali negara ini mempunyai otoritas penuh menentukan strategi pendidikan untuk warga negaranya. Dalam perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia, setidaknya sudah ada beberapa kali pergantian strategi dan penerapan sistem pembelajaran.Sekarang luasnya ilmu yang diperoleh siwa/I sudah bisa membuat  mobil SMK, kini para siswa SMK dari berbagai daerah termasuk luar Jawa mulai menunjukkan karyanya juga berupa mobil hasil rakitan mereka.
Sebut saja Mobil Moko karya putra-putra SMK dari Sulawesi Selatan. Lalu ada pula mobil dari Banten. Dari fenomena ini, tampak jelas bahwa potensi anak bangsa ini sebenarnya memang tinggi dan patut diarahkan. Kini, tantangannya ada di pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan yang seharusnya jeli memberikan kesempatan pada mobil-mobil karya anak-anak itu untuk bisa diproduksi massal secara profit oriented. 
Sebab, ketika pemberitaan mobil hasil karya anak bangsa digunakan sebagai mobil dinas wali kota Solo, tiba-tiba saja Esemka bukan lagi sebagai mobil sebagai alat mobilitas. Banyak kalangan mencibir bahwa penggunaan mobil itu dimanfaatkan sebagai bahan komunikasi politik dengan harapan muncul pencitraan tentang sosok Jokowi yang apresiatif serta mendukung karya anak bangsa.
Namun, ada (lebih) banyak pihak yang bangga dan bahkan mengharapkan peran lebih jauh dari pemerintah menjembatani produk anak-anak ini.
Pertimbangan-pertimbangan rasional-teknis seperti aspek uji kelayakan, sertifikasi produk berada di belakang pertimbangan-pertimbangan pesan simbolik. Seperti apresiasi terhadap kreativitas, nasionalisme, dan kebanggaan pada karya anak bangsa. Semua itu perlu dicarikan solusinya. Jadi, persoalannya terletak pada kemauan pemerintah untuk memfasilitasi produksi massalnya. Apalagi, kita belum memiliki mobil nasional sebagai ciri khas bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar