Jumat, 11 Januari 2013

Tulisan ke 1 : Kenaikan TDL mempengaruhi Industri



Nama               : Nugroho Tri Atmojo
Npm                : 15209990
Kls                    : 4 EA 16
Tulisan ke-1 (Bebas) : Kenaikan TDL mempengaruhi Industri
Mata kuliah     : Etika Bisnis #
Dosen              : Sri Murtiasih
 

Pengamat ekonomi dari Universitas Brawijaya, Ahmad Erani Yustika, mengatakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) akan menyulitkan industri nasional karena akan memengaruhi daya saing.

"Kenaikan TDL akan berdampak kepada lemahnya daya beli masyarakat. Perusahaan tentu akan melakukan penyesuaian harga produk barang hasil industrinya karena biaya produksi yang membengkak," kata Ahmad Erani Yustika saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, jika daya beli masyarakat lemah, maka akan menekan produk dalam negeri.

"Ada kekhawatiran bahwa masyarakat akan memilih barang impor, kalau harga di pasaran lebih murah daripada produk lokal," kata dia.

Ia mengatakan pasar Indonesia masih menjadi pasar bebas bagi produk luar negeri. Daya saing dengan produk impor akan melemah.

"Kondisi tersebut tentu akan menguntungkan importir. Mereka tidak perlu pusing memikirkan produksi, tapi harga barangnya lebih laku dijual," ujar dia.

Sementara itu, ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menyatakan, pemerintah harus menyiapkan strategi terobosan agar Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 15 persen pada 2013 tidak mengganggu konsumsi masyarakat yang selama ini menjadi unsur penggerak perekonomian nasional.

Selama ini, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena lebih banyak ditopang oleh konsumsi masyarakat yang tinggi.

Karena itu, pemerintah harus menyiapkan strategi terobosan dengan menggunakan sumber energi alternatif agar tidak membebani subsidi pemerintah dan masyarakat akibat kenaikan harga.

Ia berpendapat penggunaan bahan bakar gas dinilai cenderung lebih efisien dibanding pilihan lainnya, yakni bahan bakar batu bara.

"Jika kenaikan TDL diskenariokan pada peningkatan infrastruktur seperti elektrifikasi nasional atau untuk konvensi ke gas, akan menimbulkan pasokan yang meningkat di kawasan luar Jawa seperti kawasan Indonesia Timur," ujar dia.

Ia mengatakan penyediaan listrik yang murah masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk semakin mendorong investasi.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kota Pontianak, Kalimantan Barat Andreas Acui Simanjaya menjelaskan, kenaikan upah minimum berlaku bersamaan dengan naiknya tarif dasar listrik.

"Kalangan pengusaha kecil dan menengah akan merasakan beban paling berat dari kenaikan tarif dasar listrik itu. Daya saingnya bisa terus melemah," kata dia.

Ia menilai, pemerintah tidak melakukan kajian komprehensif terhadap rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) itu. Persoalan dasar dari besarnya biaya energi di Indonesia adalah inefisiensi pada penyedia energi.

"Seharusnya pemerintah memprioritaskan pembenahan internal Perusahaan Listrik Negara karena banyak pembangkit menggunakan bahan bakar minyak yang biayanya mahal. Sedangkan, pasokan gas juga kadang terlambat," ujar dia.

Sebelumnya, Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Satya Zulfanitra, mengatakan bahwa pada tahun ini akan ada kenaikan tarif empat kali, yakni pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.

Kenaikan tarif dasar listrik yang diberlakukan secara bertahap, yakni sebesar 4,3 persen tiap kali kenaikan per triwulan 2013. Kenaikan itu diharapkan bisa menghemat subsidi listrik sebesar Rp14 triliun serta meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia.

sumber : http://ekonomi.tvonenews.tv/berita/view/65807/2013/01/03/pengamat_kenaikan_tdl_mempengaruhi_industri_nasional.tvOne/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar